5 Tujuan Pernikahan yang harus kamu ketahui sebelum berumah tangga.
Pagi ini kami dari Assyukur Istiqomah diundang untuk mengisi tausyiah seputar Nasihat pernikahan untuk sepasang mempelai yang sudah melangsungkan akad nikah. Seperti biasa acara dihadiri keluarga, tetangga dan juga tamu undangan. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan nasihat seputar tujuan pernikahan, sementara kami hanya menyampaikan 5 tujuan pernikahan. Adapun nasihat pernikahan ini bukan hanya ditujukan untuk penganten baru yang punya hajat, tapi juga utamanya untuk kami pribadi dan juga para tamu undangan yang mungkin usia pernikahannya sudah sangat lama. Berikut 5 tujuan pernikahan yang harus kita ketahui :
Menikah itu Ibadah.
Ibadah ini termasuk ibadah yang paling panjang dan ini adalah ibadah seumur hidup. Beda dengan sholat yang ada waktu-waktunya, kita tunaikan 10-15 menit setiap waktu sholat, Haji ada waktunya setahun sekali minimal seumur hidup sekali jika mampu, puasa pun demikian ada waktunya yaitu hanya sebulan dalam setahun di bulan suci Ramadhan. Tapi khusus menikah ini ibadah seumur hidup, waktunya panjang dan karena nya setiap pasangan dituntut untuk memiliki ilmu yang banyak dan kesabaran yang ekstra. Rasulullah Saw bersabda,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi).
Secara umum hidup kita isinya itu ibadah dan itulah tujuan Allah menciptakan kita dimuka bumi yaitu untuk beribadah kepada Allah Swt. Ini ada di Surah Az-Zariyah Ayat 56, Allah Swt berfirman : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”- Mengikuti Sunnah Nabi Muhammad Saw.
Karena nabi kita adalah suri tauladan, contoh terbaik dalam kita menjalani kehidupan didunia ini termasuk didalamnya tentang pernikahan. Allah Swt Berfirman :لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21).Kita bersyukur dan sekaligus beruntung karena Allah utus Nabi Muhammad Saw sebagai contoh untuk kita semua dalam menjalani kehidupan, bahkan berumah tangga. Nabi itu terbaik dalam berbagai lini kehidupan, Nabi itu panglima perang, Nabi itu dicintai kawan dan disegani lawan, Nabi itu sangat jago berdagang, Nabi itu sangat lihai dalam memimpin negara bahkan dunia, Bahkan Nabi itu manusia terbaik untuk keluarganya, dan banyak lagi contoh Nabi terbaik dari segala sisi kehidupan. Mari kita belajar dari Nabi kita betapa Beliau sangat romantis terhadap istrinya, Nabi pernah lomba lari dengan istrinya, Nabi minum itu satu gelas dengan istrinya, Nabi memanggil istrinya dengan panggilan penuh cinta dan kehangatan.
Bahkan suatu ketika saat Nabi baru pulang dari medan jihad, ketika sampai rumah, Nabi disuguhi minuman oleh ibunda Aisyah Ra, Tidak seperti biasanya, kalau biasanya Nabi minum separuh dan separuh lagi diminum ibunda Aisyah, kali ini Nabi hampir menghabiskan minuman itu dan ibunda Aisyah Ra bertanya kepada NAbi, Ya Rasulullah tidakkah engkau menyisakan untukku. Nabi hanya diam dan ibunda Aisyah meraih gelas itu kemudian meminumnya, betapa kagetnya ibunda Aisyah Ra, ternyata air itu sangat asin dan ibunda Aisyah dengan penuh penyesalan meminta maaf kepada Rasulullah Saw. Ternyata ibunda Aisyah Ra salah ambil dikira gula ternyata garam. Apa hikmah dari peristiwa itu? pertama sebagai laki-laki dan pemimpin keluarga, Nabi yang juga baru pulang dari perjalanan jauh dalam kondisi yang masih letih, ketika istrinya berbuat salah, Nabi tidak lantas marah-marah, mencaci maki bahkan memukul, ini pelajaran mahal buat kita para suami, baru pulang kerja capek, jangan juga jadi alasan untuk marah-marah ketika melihat hal-hal yang tidak sesuai dirumah, dll.
- Menikah itu Memperbanyak Keturunan.
Tak bisa dipungkiri menikah adalah untuk menambah garis keturunan, mempertahankan keturunan, memperbanyak keturunan. Dan dengan ini Rasulullah Saw membanggakan kita umatnya, Rasulullah Saw bersabda, تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ اْلأَنْبِيَاءَ يَومَ الْقِيَامَةِ
“Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” (HR. Ahmad).
Kita perbanyak keturunan yang sholih dan sholihah, kita perbanyak jumlah hamba-hamba Allah yang sholih, kita perbanyak jumlah komunitas-komunitas kebaikan dengan banyaknya orang-orang baik dan sholih. - Menikah itu Fitrah kita sebagai manusia.
Setiap manusia punya kebutuhan dasar sebagai manusia, misal kita fitrahnya lapar makan, haus minum dan capek ya istirahat atau tidur, itu fitrah kita sebagai manusia sebagai mahluk. Termasuk pernikahan itu fitrah bagi kita manusia, kita butuh sosok pendamping dalam mengarungi hidup ini, kita butuh teman ngobrol sebagai mahluk sosial, kita butuh berbagi rasa, berbagi beban dan berbagi cinta dan menikah itu fitrah kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Allah Swt berfirman, ;فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّا سَ عَلَيْهَا ۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَـلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. Ar-Rum 30: Ayat 30). - Kebutuhan Biologis yang harus tersalurkan ketempat yang halal.
Dijaman ini dihadapi dengan problematika yang sangat mengerikan yaitu maraknya perzinahan dan ini diantara tanda-tanda kiamat yaitu merebaknya perzinahan. Hari-hari ini sebagian manusia berlomba-lomba mengumbar syahwatnya dan tidak memperdulikannya lagi. Bukan rahasia umum lagi banyak wanita yang menjual harga dirinya, kehormatannya demi memperturutkan nafsunya, tak sedikit juga yang melakukan aborsi, Naudzubillah semoga anak-anak cucu keturunan kita jauh dari perkara maksiat kepada Allah Swt. Maka melalui pernikahan ini semua aktivitas yang awalnya terlarang setelah ijab qobul semua jadi halal dan bernilai pahala besar disisi Allah Swt. Nabi Muhammad Saw bahkan bersabda yang Insyaa Allah ini sangat menggembirakan kita yaitu Rasulullah Saw bersabda, “ﻛُﻞُّ ﺷَﺊْ ٍﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻴْﻪِ ﺫِﻛْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﻟَﻬْﻮٌ ﻭَﻟَﻌِﺐٌ ﺇِﻻَّ ﺃَﺭْﺑَﻊٌ ﻣُﻼَﻋَﺒَﺔُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻪُ ﻭَﺗَﺄْﺩِﻳْﺐُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﻓَﺮَﺳَﻪُ ﻭَﻣَﺸْﻴُﻪُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻐَﺮْﺿَﻴْﻦِ ﻭَﺗَﻌْﻠِﻴْﻢُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﺍﻟﺴِّﺒَﺎﺣَﺔَ“Segala sesuatu yang tidak mengandung dzikirullah padanya maka itu adalah kesia-siaan dan main-main kecuali empat perkara: yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.”
Lantas bagaimana jika banyak anak muda yang belum mampu menikah, apa solusinya? Insyaa Allah ada, islam hadir sebagai jawaban atas seluruh permasalahan yang ada. Didalam islam jika anak muda ingin menikah tapi belum mampu, belum ada cukup uang untuk melamar misalnya, maka inilah solusinya dari Rasulullah Saw,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah memiliki kemampuan, maka hendaklah dia menikah, karena menikah itu dapat menundukkan pandangan, dan juga lebih bisa menjaga kemaluan. Namun, siapa saja yang belum mampu, hendaklah dia berpuasa, sebab hal itu dapat meredakan nafsunya.” (HR. Bukhari).
Semoga Allah mudahkan kita, seluruh anak cucu keturunan kita paham akan tujuan pernikahan, memiliki ilmu seputar pernikahan dan syariat agama dan juga menjadi pribadi-pribadi yang tau hak dan kewajiban sebagai suami istri, sebagai ayah dan ibu dan juga sebagai kakek dan nenek.
Jika tulisan ini dianggap manfaat, yuk bantu share agar banyak yang mendapatkan manfaat dari tulisan ini.






