Seberat apapun masalah mu hari ini, jangan kalah dengan rayuan manis dunia yang menipu dan menjerumuskan
Kita khawatir termasuk orang yang hanya karena perkara-perkara dunia, lantas menjual kehormatan, menjual iman, minder dan kalah dengan rayuan manis dunia, Naudzubillah. Kita harus paham dunia ini hanya sesaat, sebentar, yang abadi nanti kehidupan di akhirat. Maka jangan sampai kenikmatan sesaat karena memperturutkan hawa nafsu, menjadikan kita (naudzubillah) sengsara abadi di neraka. Orang beriman, orang yang bertakwa adalah itu yang Allah lihat, Allah tidak melihat bentuk rupa kita, kulit kita, harta kita, tapi yang Allah lihat, yang Allah nilai adalah ketaqwaan kita disisi Allah Swt. Jangan sampai kulit gak sesuai dengan apa yang diinginkan, lalu minder. Gak punya kendaraan yang diinginkan, lantas minder. Hanya karena hartanya gak sebanyak temannya, lantas minder. Ini gak bener, jangan begini, jangan semua-semua ukurannya duniawi semata. Janganlah sampai kita ikut-ikut kebawa arus matrealisme. Mari kita simak firman Allah Swt didalam surah Al hujurat (49) ayat 13,
يٰۤاَيُّهَاالنَّاسُاِنَّاخَلَقْنٰكُمْمِّنْذَكَرٍوَّاُنْثٰىوَجَعَلْنٰكُمْشُعُوْبًاوَّقَبَآئِلَلِتَعَارَفُوْا ۗ اِنَّاَكْرَمَكُمْعِنْدَاللّٰهِاَتْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّاللّٰهَعَلِيْمٌخَبِيْرٌ
“Wahai manusia!Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
Allah menegaskan bahwa ukuran mulia disisi Allah Swt adalah tingkat ketaqwaan, dengan kata lain siapa yang paling bertaqwa dialah yang paling mulia disisi Allah swt. Ketauhilah harta yang banyak tidak semata-mata menjadikan manusia mulia dihadapan Allah swt, tapi harta yang banyak, yang didapatkan dengan cara yang halal, kemudian digunakan dijalan Allah Swt, maka harta itu yang akan menjadikan kita menuju tingkatan taqwa, karena harta nya mendatangkan Ridhonya Allah swt. Dalam sebuah potongan hadist, Rasulullah Saw bersabda, “… Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih.” (HR. Ahmad).
Untuk perkara-perkara dunia, hendaklah kita hidup dengan zuhud, tidak menjadi pecinta dunia. Dunia hanya menjadi jalan dan tempat kita beramal sholih. Jangan gusar jika kita tidak mendapatkan dunia, jangan gelisah jika kita tertimpa berbagai masalah-masalah dunia, tapi kita harus gusar, harus gelisah jika perkara dunia mengancam keimanan kita kepada Allah Swt. Untuk urusan duniawi, hendaklah kita melihat orang-orang yang kondisi nya dibawah kita, agar kita bertambah terus syukur kita kepada Allah swt. Misal, ketika kita hidup dalam kekurangan ekonomi, maka kita liat orang-orang yang hidupnya dibawah kita. Ternyata kita masih mendapati ada saudara-saudara kita yang baru ketemu makanan sehari cuma sekali, bahkan ada yang sehari hanya minum air saja.
Namun, untuk perkara ukhrowi (akhirat), hendaklah kita melihat orang-orang yang amal nya jauh melampaui kita. Misal, kita liat ada anak-anak usia dibawah 10 tahun ternyata sudah hafal qur’an, sedang kita hafal juz 30 pun belum. Lagi, misal kita merasa sedekah kita sudah hebat, sudah rutin, sudah banyak, kita liat orang-orang diatas kita, ternyata kita dapati sahabat Abu bakar Ash-Shiddiq meninfaqkan seluruh harta nya dijalan Allah dan rasul Nya. Nah, ketika kita melihat amal-amal orang yang lebih dari kita, kita jadi terus termotivasi karena nya.
Jadi jangan mider ya, jangan tergoda dari bujuk rayu dunia yang sudah menua ini, karena Allah menciptakan kita dengan berbagai kelebihan dan kita diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: لَقَدْخَلَقْنَاالْاِنْسَانَفِيْۤاَحْسَنِتَقْوِيْمٍ ۖ “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,”(QS. 95: 4).
Semoga Allah Swt menjaga kita dari lalai terhadap perintahnya, dan kita senantiasa mendapatkan pertolongan Allah Swt. Aamiin.






