Kenapa Harus Berdakwah? | Assyukur Istiqomah
Teman-teman mesti sudah tidak asing lagi dengar kata dakwah, bahkan mungkin sebagian dari teman-teman sudah terjun langsung dalam dakwah itu sendiri. Dakwah itu kalau terjemahkan dalam bahasa yang sederhana adalah aktivitas menyeru seseorang kearah yang di Ridhoi Allah Swt, mengajak orang untuk menghidupkan amal sholih dan mencegah seseorang dari keburukan (bermaksiat kepada Allah Swt). Jadi aktivitas mengajak, menyeru, menyemangati orang lain untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencegah seseorang dari yang dimurkai Allah Swt itulah dakwah. Teman-teman jangan membayangkan dakwah itu harus dan hanya diatas mimbar, seseorang harus jadi ustaz, jadi pengajar. Itu bagian dari dakwah tapi tidak terbatas hanya itu, misal ketika seorang dokter dengan ilmu kedokteran yang dimiliki nya, kemudian ketika ada pasien yang berobat, tatkala diberikan obat sang dokter berkata : bapak/ibu, perlu diingat yang menyembuhkan hanya Allah, adapun obat ini adalah bagian dari kita ikhtiar yang diperintahkan agama. Dalam kesempatan lain sang dokter berkata : bpk/ibu, sakit itu bagian dari menggugurkan dosa, jadi ketika sakit Ridho dan sabar ya, agar dosa-dosa kita berguguran. Nah, itu adalah dakwah yang dilakukan dokter.
Jadi apapun profesi kita, tujuan kita satu yaitu beribadah kepada Allah Swt dan kita mengajak orang sebanyak-banyak nya untuk dekat kepada Allah Swt, menggantungkan harapan hanya kepada Allah dan meminta pertolongan kepada Allah Setiap saat, termasuk tulisan yang teman-teman baca ini, ini adalah bagian dari dakwah itu sendiri, semoga upaya kecil ini mendapatkan Ridho dan ampunan Allah Swt. Mari bersama kita simak Firman Allah Swt didalam surah Al Imran ayat 104 : وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Jadi harus ada diantara kita yang berdakwah meneruskan risalah yang dibawa oleh nabi kita tercinta Rasulullah Muhammad Saw. Jika kita analogikan yaitu dalam sebuah rumah harus ada lampunya agar rumah itu terang, bayangkan jika rumah tanpa lampu, maka rumah itu akan gelap, ketika gelap maka sulit melakukan aktivitas didalamnya bahkan akan membahayakan orang-orang yang berada didalamnya, karena ketika bergerak sedikit, nabrak ini, nabrak itu. Coba bandingkan rumah yang ada cahaya lampunya (da’i nya/pendakwah), maka penghuni rumah akan leluasa melakukan ini dan itu.
Rasulullah Saw Bersabda didalam sebuah hadist, “Perumpamaan orang yang mengingkari kemungkaran dan orang yang terjerumus dalam kemungkaran adalah bagaikan suatu kaum yang berundi dalam sebuah kapal. Nantinya ada sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut. Yang berada di bagian bawah kala ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.” Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.” (HR. Bukhari).
Bayangkan jika tidak ada yang berdakwah, tidak ada orang yang mau mengingatkan, maka satu kapal tersebut akan tenggelam bersamaan. Jika tidak ada sebagaian kaum yang mau berdakwah maka azab / siksa Allah itu tidak hanya menimpa orang-orang dzolim saja tapi semua orang baik pun akan terkena, karena melalaikan perintah berdakwah. Tidak ada perkataan yang lebih baik dari pada orang yang menyeru kejalan Allah Swt, Allah Swt Berfirman:
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَا لِحًا وَّقَا لَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (QS. Fussilat 41: Ayat 33).
Kita berharap kita termasuk didalam barisan tersebut, barisan para Da’i yang berjuang ikhlas karena mengharapkan Ridho Nya Allah Swt. Namun tetap dalam berdakwah kita harus memperhatikan rambu-rambunya, jangan sampai tujuannya berdakwah tapi caranya salah atau bahkan bertolak belakang dari dakwah itu sendiri. Allah Swt Berfirman: اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِا لْحِكْمَةِ وَا لْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَا دِلْهُمْ بِا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ ۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِا لْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 125).
Maka semangat saja tidak cukup harus dibarengi ilmu dalam berdakwah, semoga Allah Swt berikan kita ilmu dalam memperbaiki diri dan umat ini, Aamiin. Para Da’i (orang yang menyeru dijalan Allah), bukan orang yang terlepas dari salah dan dosa, tapi adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki semangat untuk menyelamatkan diri nya, keluarganya dan umat ini agar selamat dari siksa Api neraka. Meraka melanjutkan risalah yang dibawa oleh Rasulullah Saw tercinta karena ingin orang banyak mengenal Allah, tunduk dan taat pada perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah Swt.
Para penyeru dijalan Allah Swt bukan beranti hidup tanpa masalah, tanpa ujian kehidupan, tanpa ada gangguan-gangguan, boleh jadi masalah mereka lebih banyak, urusan mereka lebih banyak, tapi karena mereka menyadari hidup ini adalah tempatnya ujian, hidup ini adalah tempat beramal sholih, dan Allah memberikan ganjaran yang terbaik untuk orang-orang yang menyeru kejalan Allah, maka nya mereka tak berhenti dalam berdakwah. Mereka tau dan paham, ketika menyatakan mereka beriman kepada Allah Swt dan mengikuti sunnah Rasulullah, mereka pasti akan di uji, untuk membuktikan bahwa apakah benar imannya? apakah benar kwalitas ketaqwaannya. Allah Swt Berfirman : اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 2).
Semoga Allah menerima kita dalam menyeru banyak orang kepada Allah Swt dan mengikuti Sunnah Rasulullah Saw, semoga Allah ganjarkan kita dengan ganjaran terbaik dan Allah wafatkan kita semua dalam keadaan Istiqomah dalam ketaatan dan Husnul Khotimah.






